Rabu, 10 Desember 2014

PROTEIN



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein total mengandung albumin dan globulin. Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami koagulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur, disebut albuminoid.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian protein total dan albumin dengan menggunakan sampel darah (serum darah) untuk  mengidentifikasi penyakit pada probandus.
B.   Maksud percobaan
Menganalisis kandungan protein dan albumin dalam serum darah.
C.   Tujuan percobaan
Untuk mengetahui berapa banyak kandungan protein dan albumin dalam serum darah.
D.   Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah untuk memberikan keterampilan melakukan pemeriksaan serum darah kepada mahasiswa, juga untuk menentukan protein total dan albumin.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  Teori Umum
Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan dan manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungssi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh ( poedjiadi, 2007).
Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim. Protein akan menghasilkan asam-asam amino. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein. Asam-asam amino ini terikat satu dengan yang lain oleh ikatan peptide. Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH dan pelarut organic (Poedjiadi, 2007).
Protein total mengandung albumin dan globulin. Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami koagulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur, disebut albuminoid. (www.wikipedia.org/protein)
Pada umumnya protein total terdiri dari albumin dan globulin. Penggunaan pemeriksaan protein total serum dibatasi kecuali dilakukan pemeriksaan elektroforesis protein (Joyce, 1997).
Elektroforesis protein serum merupakan suatu proses yang memisahkan berbagai pecahan protein menjadi albumin dan alfa-1, alfa-2, beta dan gamma globulin. Albumin berpenting dalam mempertahankan tekanan osmotic koloid serum. Gamma globulin adalah antibody tubuh yang memberikan imunitas (Joyce, 1997).
Serum protein merupakan salah satu dari tiga jenis protein di dalam tubuh yang terbentuk dari asam amino berupa larutan koloidal di dalam plasma darah.. Serum protein tidak mengandung fibrin (bukan merupakan fibrous protein) sehingga dapat terlarut. Total serum protein dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl atau sekitar 7% (Sloane, 2002)
Serum protein diukur besar dibagi menjadi dua kelompok, albumin dan globulin. Ada empat jenis utama globulin, masing-masing dengan sifatdan tindakan khusus. Sebuah panel darah khas akan menyediakan empat pengukuran yang berbeda - total protein, albumin, globulin, dan rasio albumin globulin (www.jeremyblogspot.com).
Fungsi albumin yaitu (http://id.wikipedia.org/wiki/Albumin)
q fasa-akut negatif. Konsentrasi albumin akan menurun sebagai pertanda fasa akut respon kekebalan tubuh setelah terjadi infeksi, namun bukan berarti bahwa tubuh sedang dalam keadaan kekurangan nutrisi. Protein total mungkin akan menurun karena (www.pratiwi’s pongrekunblog.com) : Albumin, hanya diproduksi di hati, adalah protein plasma besar yang beredar dalam aliran darah. Albumin sangat penting untuk menjaga tekanan osmotic dalam sistem vaskular. Penurunan tekanan oncotic karena tingkat albumin yang rendah memungkinkan cairan bocor keluar dari ruang interstisial ke dalam rongga peritoneal, memproduksi ascites. Albumin juga sangat penting dalam pengangkutan berbagai zat seperti narkoba, lipid, hormon, dan racun yang terikat albumin dalam aliran darah. Setelah obat atau zat lain mencapai hati, itu terlepas dari albumin dan dibuat kurang beracun oleh konversi ke bentuk yang larut air yang dapat dikeluarkan (www.portalkalbe.com).
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah terdiri dari dua komponen:
1.
Korpuskuler adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darah 4 Eritrosit, Lekosit, Trombosit.
2.
Plasma Darah adalah cairan darah.
Fungsi Darah
1.    Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)
2.    Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
3.    Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
4.    Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)
Eritrosit (Sel Darah Merah)
Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb) fungsinya adalah untuk mengikat Oksigen. Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan patokan dalain menentukan penyakit Anemia.
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa 4. Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).
Leukosit (Sel Darah Putih)
Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 - 9000 sel/cc darah. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.
Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi
                       misalnya radang paru-paru.
Lekopeni
Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.
Lekositosis
Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di luar pembuluh darah. Kemampuan lekosit untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk mencapai daerah tertentu disebut Diapedesis.
Jenis Lekosit
Granulosit
Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula).
Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil.
Agranulosit
Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah limfosit dan monosit.
Eosinofil
mengandung granola berwama merah (Warna Eosin) disebut juga Asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing).
Basofil
mengandung granula berwarna biru (Warna Basa). Berfungsi pada reaksi alergi.
Netrofil
(ada dua jenis sel yaitu Netrofil Batang dan Netrofil Segmen). Disebut juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.
Limfosit
(ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk menyelenggarakan imunitas (kekebalan) tubuh.
sel T4 imunitas seluler sel B4  imunitas humoral
Monosit
merupakan lekosit dengan ukuran paling besar
Trombosit (KEPING DARAH)
Disebut pula sel darah pembeku. Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000 - 500.000 sel/cc. Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku (Hemostasis) antara lain adalah Faktor VIII (Anti Haemophilic Factor)  Jika seseorang secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka orang tersebut menderita Hemofili.
Plasma Darah Terdiri dari air dan protein darah  Albumin, Globulin dan Fibrinogen. Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut Serum Darah. Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda asing (Antigen).


B.   Uraian Sampel
1.    Darah
Komposisi :
Air                           : 91,0 %
Protein                    : 8,0 % ( Albumin, globulin, protrombin, dan         
                                 fibrinogen)
                                    Mineral                   : 0,9 % (NaOH, Natrium bikarbonat, garam dari
                                                                 kalsium, fosfor, magnesium dan besi)
Bahan organik       : glukose, lemak, urea, asam urat, kreatinin,  
                                 kholestrol  dan asam amino.
       Kegunaan              : Sebagai absorban sampel.
E.   Uraian Bahan
1.     Aquades (Ditjen POM 1995)
Nama resmi                    : AQUADESSTILATA
Nama lain                      : Air suling
RM / BM                          : H2O / 18,02
Pemerian                        : larutan jernih, tidak berwarna dan tidak
                                mempunyai rasa dan bau
Kegunaan                      : sebagai larutan blanko
2.    Reagen Albumin
Komposisi produk  :
Buffer sitrat                  30 mmol/L
Bromkresol hijau          0,26 mmol/L
Standar                         50 g/L
Kegunaan                 : Sebagai reagen pada pengukuran absorban  blanko standar, dan sampel pada pemeriksaan albumin.
C. Prosedur kerja (Anonim 2011)
1. Pemeriksaan protein total.
a.    Penyiapan serum
Siapkan alat dan bahan, masukkan darah ke dalam tabung sentrifuge, sentrifuge selama 15 menit pada kecepatan 5000 rpm, ambil serum darah dan masukkan ke dalam tabung reaksi. ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.



b.    Pengukuran absorben blanko
Siapkan alat dan bahan. Pipet 10µl aquades. Masukkan reagen TPR sebanyak 1000µl.   Inkubasi selama 20 menit pada suhu 250C. ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
c.    Pengukuran absorben standar
Siapkan alat dan bahan. Pipet 10µl larutan standar. Masukkan reagen TPR sebanyak 1000µl. inkubasi selama 20 menit pada suhu 250C. ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
d.    Pengukuran absorben sampel
Siapkan alat dan bahan. Pipet 10µl darah. Masukkan reagen TPR sebanyak 1000µl. inkubasi selama 20 menit pada suhu 250C. ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
2. Pemeriksaan Albumin
a.    Penyiapan serum
Siapkan alat dan bahan, masukkan darah ke dalam tabung sentrifuge, sentrifuge selama 15 menit pada kecepatan 6000 rpm, ambil serum darah dan masukkan ke dalam tabung reaksi. ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.



b.    Pengukuran absorben blanko
Siapkan alat dan bahan. Pipet 10µl aquades. Masukkan reagen albumin sebanyak 1000µl. inkubasi selama 20 menit pada suhu 250C. ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
c.    Pengukuran absorben standar
Siapkan alat dan bahan. Pipet 10µl larutan standar. Masukkan reagen Albumin sebanyak 1000µl. inkubasi selama 20 menit pada suhu 250C. ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
d.    Pengukuran absorben sampel
Siapkan alat dan bahan. Pipet 10µl darah. Masukkan reagen Albumin sebanyak 1000µl. inkubasi selama 20 menit pada suhu 250C. ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.


BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.   Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu Kuvet, Mata mikropipet, Mikropipet, Pipet tetes, Sentrifuge, Spektrofotometer, Tabung reaksi, Tabung sentrifuge.
B.   Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Aquades, Darah, Reagen TPR dan Reagen Albumin.
C.   Cara kerja
1.    Pemeriksaan protein total.
a.    Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan, dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge, disentrifuge selama 15 menit pada kecepatan 6000 rpm, diambil serum darah dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
b.    Pengukuran absorben blanko
Disiapkan alat dan bahan. dipipet 10µl aquades. dimasukkan reagen TPR sebanyak 1000µl. diinkubasi selama 20 menit pada suhu 250C. diukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.

c.    Pengukuran absorben standar
Disiapkan alat dan bahan. dipipet 10µl larutan standar. dimasukkan reagen TPR sebanyak 1000µl.diinkubasi selama 20 menit pada suhu 250C. diukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm
d.    Pengukuran absorben sampel
Disiapkan alat dan bahan. dipipet 10µl darah. dimasukkan reagen TPR sebanyak 1000µl. diinkubasi selama 20 menit pada suhu 250C.di ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
2.    Pemeriksaan Albumin
a.    Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan, dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge, disentrifuge selama 15 menit pada kecepatan 6000 rpm, diambil serum darah dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
b.    Pengukuran absorben blanko
Disiapkan alat dan bahan. dipipet 10µl aquades. dimasukkan reagen albumin sebanyak 1000µl. diinkubasi selama 10 menit pada suhu 250C. diukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
c.    Pengukuran absorben standar
Disiapkan alat dan bahan. dipipet 10µl larutan standar. dimasukkan reagen Albumin sebanyak 1000µl. diinkubasi selama 10 menit pada suhu 250C. diukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
d.    Pengukuran absorben sampel
Disiapkan alat dan bahan. Pipet 10µl darah. dimasukkan reagen Albumin sebanyak 1000µl. diinkubasi selama 10 menit pada suhu 250C. diukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.


BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A.   Hasil Praktikum
1.   Tabel Hasil Pengamatan
Spesimen
PENGAMATAN

Abs Standar
A sampel
Konsentrasi standar
Konsentrasi sampel
Protein total
-
-
-
-
Albumin
0,181
0,133
5 gr/dl
3,67 gr/dl

2.    Perhitungan
Rumus perhitungan protein total :
Protein total  =  x Konsentrasi standar (g/dL)
Rumus perhitungan albumin :
Albumin       =  x Konsentrasi standar (g/dL)
    Albumin                                         
Absorban sampel                         = 0,181
Absorban standar                        =  0,133
Konsentrasi standar protein total = 5 g/dl
Ditanya     : Berapa konsentrasi protein total dan albumin dalam  serum ?    
Jawab        :
            
                                          Albumin  =  x 5 g/dl
                         = 3,67 g/dl

B. Pembahasan
Pada praktikum ke dua ini, dilakukan pemeriksaan kadar protein total dan albumin yang terdapat di dalam Serum. Protein total terdiri atas albumin dan globulin. Dimana albumin memuliki fungsi untuk mempertahankan osmosis dari cairan vaskuler sedangkan globulin berfungsi untuk memberikan imunisatas tubuh.
Adapun prinsip dari uji protein total yaitu adanya protein bersama  dengan ion tembaga dalam pereaksi TPR akan membentuk kompleks warna ungu biru dalam larutan basa.
Sedangkan prinsip pengujian albumin yaitu adanya albumin bersama dengan bromkresol hijau dalam suasana asam akan merubah warna dari kuning-hijau ke biru-hijau.
Sampel darah yang diambil dari probandus, dimasukkan dalam tabung sentrifuge lalu disentrifuge dengan kecepatan 5000 rpm. Setelah itu diambil, supernatan. Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma.
Pada penetapan kadar protein total dan albumin ini, digunakan metode instrumental menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Adapun keuntungan dari analisis menggunakan metode instrumental yaitu prosesnya lebih mudah, lebih cepat dibandingkan metode konvensional serta dapat digunakan untuk menganalisis kadar suatu sampel dengan jumlah yang sangat sedikit.
Adapun metode pengukuran spektrofotometer  yaitu  berdasarkan absorbsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan yang mengandung zat yang akat ditentukan konsentrasinya. Jika panjang gelombang yang digunakan adalah cahaya tampak, maka disebut “kolorimetri”. Prinsip penentuan kadar  dari metode  ini yaitu jumlah cahaya  yang diabsorbsi larutan sebanding dengan konsentrasi zat dalam larutan, sesuai dengan Hukum Lambert-Beer.
Untuk pengujian albumin,  dibuat larutan sampel dengan cara dipipet 10 µL serum, dimasukkan ke dalam kuvet  lalu ditambahkan 1000 µL reangen albumin. Sedangkan larutan standar dibuat dengan memipet 10 µL standar ke dalam kuvet, lalu ditambahkan 1000 µL reangen albumin. Masing-masing larutan diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm.
Digunakan reagen albumin untuk memberikan warna biru hijau pada sampel karena proses penentuan absorbanya menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 546 nm  yang termasuk dalam panjang gelombang sinar tampak. Dimana, penentuan absorban menggunakan spektrofotometri visibel berdasarkan pada warna atau kolorimetri.
Dari hasil pengukuran absorban diperoleh nilai absorban sampel sebesar 0,181 dan asorban standar sebesar 0,133. Dari  data absorbansi tersebut, kemudian dihitung kadar albuminnya dan diperoleh kadar albumin pada sampel yaitu sebesar 3,67.
Pengujian protein total tidak dikerjakan karena keterbatasan reagen dilaboratorium.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium diantaranya:
a.    Diet tinggi lemak sebelum dilakukan pemeriksaan.
b.    Sampel darah hemolisis.
c.    Cara penerjaan yang kurang teliti.






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.   Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapatkan bahwa kadar albumin pada darah (sampel) masih tergolong normal karena menurut literature kadar albumin norman adalah 3,5 – 5 gr/dl sedangkan pada sampel kadar albumin yang diperoleh sebesar 3,67 gr/dl.
B.   Saran
Agar  alat ataupun bahan yang digunakan dalam percobaan ini diperlengkap dan diperbanyak, agar semua percobaan pada praktikum dapat dikerjakan.







DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi Anna, 2007. Dasar dasar biokimia. UI-Press : jakarta
Jane Coad, 2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Kidhri Muh, 2004. Biomedik 1. Makassar : Universitas Muslim Indonesia.

Sloane Ethel, 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.


Uliyah Musrifatul, 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Jakarta : Salemba Medika.









LAMPIRAN
SKEMA KERA
1.    Pemeriksaan Protein Total
a.    Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan


 
Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge

Disentrifuge selama ±15 menit pada kecepatan 6000 rpm.


 
Diambil serum darah


 
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

b.    Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan

Dipipet 10 µL aquadest ke dalam kuvet

Ditambahkan 1000 µL reagen TPR

Diinkubasi pada suhu 250 C selama 20 menit
 

 Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.

c.    Pengukuran absorban standar
Disiapkan alat dan bahan

 Dipipet 10 µL larutan standar ke dalam kuvet

 Ditambahkan 1000 µL reagen TPR

Diinkubasi pada suhu 250 C selama 20 menit

Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.

d.    Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan


 
Dipipet 10 µL serum ke dalam kuvet

Ditambahkan 1000 µL reagen TPR

 Diinkubasi pada suhu 250 C selama 20 menit

Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.






2.    Pemeriksaan Albumin
a.    Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan


 
Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge

Disentrifuge selama ±15 menit pada kecepatan 6000 rpm.


 
Diambil serum darah


 
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

b.    Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan

Dipipet 10 µL aquadest ke dalam kuvet

Ditambahkan 1000 µL reagen Albumin

Diinkubasi pada suhu 250 C selama 20 menit
 

 Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.






2.    Pengukuran absorban standar
Disiapkan alat dan bahan

 Dipipet 10 µL larutan standar ke dalam kuvet

 Ditambahkan 1000 µL reagen Albumin

Diinkubasi pada suhu 250 C selama 20 menit

Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.

3.    Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan


 
Dipipet 10 µL serum ke dalam kuvet

Ditambahkan 1000 µL reagen Albumin

 Diinkubasi pada suhu 250 C selama 20 menit

Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.




GAMBAR SPEKTROFOTOMETRI
Description: F:\Spektrofotometri.jpg