Dalam bidang farmasi, zat-zat yang
digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran kecil dan jarang yang berada
dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan
penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik
sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut.
Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang
ilmu dan teknologi partikel kecil. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta
kisaran ukuran partikel sangat penting dalam bidang farmasi. Secara klinik,
ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk
sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan tropical. Formulasi
yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik ,
dan respon farmakologis , juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai
dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran
partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan
pencampuran yang benar dari granul dan serbuk.
Umumnya sediaan
obat yang digunakan dalam farmasi mengandung komponen bahan yang berupa
paertikel-partikel baik sendirian maupun terdispersi sebagai partikel-partikel
halus dalam medium lain. Ukuran partikel dapat diperkecil baik dengan metode
fisis maupun metode kimiawi. Kominusi adlah suatu proses memperkecil ukuran
pertikel dari sayuran, obat-obat dari bahan hewani atau obat-obat dari bahan
kimiawi yang dilakukan secara fisis. Prinsip metode kimiawi yang digunakan
adalah pengendapan dari suatu larutan dengan jalan mereaksikan zat satu dengan
zat lainnya untuk menghasilkan senyawa kimia yang diingankan dalam bentuk
partikel-partikel halus. Metode kominusi meliputi : pemotongan, pemarutan,
pememaran, penggerusan, pembuatan serbuk dengan cara levigasi. Umumnya
proses-proses ini dilakukan dengna menggunakan alat mekanis seperti penggiling
atau mortir dan stamper (Ansel, 1989).
Pengukuran
ukuran partikel biasanya cukup sukar kecuali jika partikel tersebut mempunyai
bentuk yang tetap dan hal ini jarang sekali. Pengetahuan statistik berguna
sekali dalam pengukuran partikel karna alasan tersebut di atas. Metode
pengukuran ukuran partikel yang ada bermacam-macam mulai dari yang sederhana
sampai yang sangat komplek dan tergantung ukuran partikel yang akan diselidiki
(Ansel, 1989).
Mikromeritik
biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel yang kecil.
Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter
rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya.
Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata (Martin, 1990).
Untuk memulai setiap analisis ukuran
partikel harus diambil dari umunya jumlah bahan besar (ditandai dengan junlah
dasar) suatu contoh yang representatif. Karenanya suatu pemisahan bahan awal
dihindari oleh karena dari suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa bahan
halus atau bahan kasar. Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g
digunakan apa yang disebut Pembagi Contoh piring berputar. Pada jumlah dasar
yang amat besar harus ditarik beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh
sebaiknya dipilih menurut program acak (Martin, 1990).
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi
nama mikromiretik oleh Dalla Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang
terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan
suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik.
Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam
granular berada dalam kisaran ayakan (Martin, 1990).
Pengetahuan
dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam
farmasi. Setiap kumpulan pertikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya
perlu untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu ukuran pertikel, tetapi
juga berapa banyak partikel-partikel dari ukuran yang sama ada dalam sampel.
Jadi kita perlu suatu perkiraan kisaran ukuran yang ada dan banyaknya atau
berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel. Dari sini kita bias mengukur
ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut (Martin, 1993).
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai
peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar
dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya (Moechtar.,1990).
Pentingnya
mempelajari mikromiretik, yaitu :
1.
Menghitung luas permukaan
2.
Sifat
kimia dan fisika dalam formulasi obat
3.
Secara
teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan dan
topikal
4.
Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5.
Stabilitas
obat (tergantung dari ukuran partikel).
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai
ukuran partikel adalah menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuta dari
kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan
jumlah lubang tiap inchi linear (Moechtar.,1990).
Ukuran
dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dengan garis tengahnya. Tetapi,
begitu derajat ketidaksimestrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula
menyatakan ukuran dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti ini,
tidak ada garis tengah yang unik. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah bulatan yang ekuivalen,
yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai luas
permukaan, volume, dan garis tengah yang sama. Jadi, garis tengah permukaan ds,
adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas permukaan yang sama
seperti partikel yang diperiksa (Voight, 1994).
Metode-metode
yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel (Parrot, 1970:
·
Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi,
diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan
pada pentas mekanik. Di bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel
terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut.
Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana
partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan
dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur.
·
Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif
lama dari penentuan ukuran partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini
penentunya adalah pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah
susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas.
Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala paling
besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai,
berjatuhan melewatinya. Mereka membentuk
bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan
kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu. Untuk
menentukan ukuran atau dimensi-dimensi dari serbuk yang sesungguhnya adalah
sukar sekali. Sebab kumpulan dari paertikel tersebut bersifar heterogen, baik
bentuk maupun besarnya tidak sama. Namun berdasarkan pada sifat analogi
tersebut di atas. Maka dimensi tersebut dapat ditentukan menurut sifat-sifatnya
seperti luas permukaan volume sama dengan volume partikel yang diselidiki
dinamakan diameter volume (dv) sedangkan diameter terproyeksi adalah diameter
partikel-partikel yang berbentuk bola yang mempunyai daerah pengamatan partikel
yang diselidiki jika dilihat secara normal pada bidangnya yang paling stabil
(Ansel, 1998).
pada penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit)
ditentukan melalui penimbangan, persentase mana dari jumlah yang telah ditimbang
ditahan kembali pada setiap ayakan.
·
Dengan cara sedimentasi
Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi
Stocks. Metode yang digunakan dalam
penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah metode pipet, metode hidrometer
dan metode malance. Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar
dengan ukuran kurang lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga
sangat halus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran
partikel serbuk ini mempunyai standar, maka USP menggunakan suatu batasan
dengan istilah “very coarse, coarse, moderately coarse, fine and very fine”,
yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mempu melalui lubang-lubang ayakan
yang telah distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu
tertentu ketika diadakan pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan
secara mekanis.
Jika derajat halus serbuk dinyatakan
dengan nomor dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor
tersebut. Jika derajat halus suatu serbuk dinyatakan dngan dua nomor
dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tertinggi
(Ditjen POM, 1979).
Biasanya pengayakan memiliki lubang
berkotak-kotak. Dengan sebuah lubang berkotak dengan sisi 1, Kristal halus
dapat melewatinya jika dimensi tidak melewati f
. Ukuran rata-rata dari partikel melewati suatu
ayakan dan tertahan oleh ayakan lain hanya dapat diperkirakan dari ukuran
lubang, karena pembagian ukuran tergantung dari ukuran partikel dan bagaimana
partikel melewati lubang. Misalnya, sebuah Kristal lebih panjang dari f
akan melewati
pengayak jika disesuaikan dengan panjang garis tegak lurus dengan pengayak.
Saat kehadiran sebuah partikel yang berdimensi sangat kecil dapat melewati
pengayak. Klasifikasi partikel oleh pengayak akan memiliki distribusi luas dari
ukurannya (Parrot,1970).
Dalam
beberapa hal digunakan juga istilah umum untuk menyatakan derajat halus serbuk
yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai berikut (Anief, 1987) :
1. Serbk
sangat kasar adalah serbuk (5/8)
2. Serbuk
kasar adalah serbuk (10/40)
3. Serbuk
agak halus adalah serbuk (44/85)
4. Serbuk
halus adalah serbuk (85)
5. Serbuk
sangat halus (120)
6. Serbuk
sangat halus adalah serbuk (200/300)
Kekuatan
kompresif atau kekuatan pemecahan (crushing strength) dari granul telah
didapatkan dengan penempatan granul individual di antara lempengangan-lempengan
dan memecahkannya dengan menggunakan suatu beban kompresif. Pada banyak
formulasi terdapat suatu rentangan optimum dari rata-rata kekuatan pemecahan
granul untuk ukuran granu tertentu (Lachman, 1989).
Dalam
penentuan ukuran partikel dengan pengayak, sekumpulan pengayak dari terkasar
yang paling di atas ditempatkan pada shaker
dan sampel bubuk dimasukkan pada pengayak bagian atas, bahan-bahan
dikalsifikasi saat melewati satu pengayakdan tertahan pada batasan pengayak
yang lebih halus. Diameter partikel dipertimbangkan sebagai ukuran dari lubang
dalam pengayak yang lebih besar atau lebih halus, atau ukuran pada aritmatika
atau geometric yang berarti pada lubang pada dua pengayak. Ukuran manapun yang
dipilh, seharusnya diteraokan dan digunakan selama pembelajaran. Batas yang
digunakan pengayak dalam pengukuran ukuran partikel adalah 44
(Parrot,
1970).
Pada
praktiknya, suspense encer yang telah diketahui volumenya dipompakan melalui
lubang tersebut. Jika suspense tersebut cukup encer, partikel-partikel akan
padat melewati lubang tersebut satu persatu(Sinko, 2005).
Zat-zat
padat aygn secara alamiah berada dalam bentuk partikel-partikel kecil dan zat
padat yang telah digerus memiliki bentuk partikel tidak beraturan, dan ukuran
partikel bervariasi dari yang besar sampai yang paling kecil (Lachman,1989).
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi, terjemahan Faridah Ibrahim Universitas Muslim Indonesia
Alberty, Robert A and Robert J. Silbey. 1996. Physical
Chemistry 2nd edition. USA: Joh weley and sons
inc.
Atikins, PW. 1994, “Kimia FIsika”. Jakarta: Erlangga.
Ditjen POM., 1979, “Farmakope Indonesia”, edisi III, Jakarta
Martin, A., 1990, “Farmasi Fisika”, Buku II, UI Press, Jakarta
Mirawati. 2013. Penentun Praktikum Farmasi Fisika . Makassar, Jurusan Farmasi.
Universitas Muslim Indonesia.
Moechtar., 1990, “Farmasi Fisika”, UGM Press, Yogyakarta
Parrot, L,E., 1970, “Pharmaceutical Technologi”, Burgess Publishing Company, Mineapolish.
Sinko, P. 1990. Farmasi Fisika . Buku II, UI Press, Jakarta
Voight, R., (1994), “Buku Pelajaran teknologi Farmasi”,
edisi V, Cetakan I, UGM Press, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar