BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Banyak orang
memiliki kecendrungan untuk makan segala sesuatu tanpa terukur. Padahal tubuh
memiliki batasan untuk menerima zat makanan dengan ukuran tertentu. Selebihnya
akan dibuang atau menumpuk ditubuh sebagai lemak dibawah kulit atau menjadi
lemak dalam darah yang biasa disebut dengan kolestrol.Di dalam tubuh 70 %
kolestrol dibuat sendiri oleh organ hati dan sisanya diperoleh langsung dari
saluran pencernaan yang diserap dari makanan
Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan reaksi kimia dapat
digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Pemeriksaan kimia darah dapat
meliputi uji faal hati, jantung, ginjal, lemak darah, kadar gula darah,
kelainan pankreas, elektrolit dan membantu menegakkan diagnosis anemia.
Asam lemak tersusun dari komponen hidrofobik berupa rantai
hidrofobik berupa ranati karbon dan komponen hidrofilik berupa gugus karboksil.
Molekul ini disebut juga molekul amphipatik karena mengandung kedua komponen
tersebut. Di alam molekul ini dapat membentuk misel dengan bagian hidrofobik
berada di dalam struktur dan bagian hidrofilik berinteraksi dengan lingkungan
air
HDL (high
density lipoprotein) adalah lipoprotein yang mengandung Apo A, yang memiliki
efek arteronergik, sehingga disebut lemak baik karena fungsinya membersihkan
kolestrol pada dinding pembuluh darah endotel dan membawanya kepembuluh darah
perifer.kembali kehati lalu diurai dan dibuang kedalam kantung empedu sebagai
asam empedu. Dengan demikian penimbunan
kolestrol diperifer menjadi berkurang .Kadar HDL (high density lipoprotein) dalam tubuh diharapkan banyak.
Secara umum lipid merupakan senyawa organic yang tidak larut dalam
air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut non polar seperti kloroform, eter,
dan benzene. Adapun trigliserida adalah lemak darah yang dibawa oleh serum
lipoprotein, trigliserida merupakan penyebab utama penyakit – penyakit arteri
dan biasanya dibandingkan dengan kolesterol dengan menggunakan lipoprotein
elektroforesis. Bila terjadi peningkatan trigliserida maka terjadi peningkatan
VLDL, yang menyebabkan hiperlipoproteinemia.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pemeriksaan trigliserida dan kolesterol dalam serum darah ?
C. Maksud
praktikum
Maksud
praktikum ini adalah Mengetahui keadaan kolesterol dalam tubuh dan mengukur kadar trigliserida dalam serum darah
D. Tujuan praktikum
Tujuan
praktikum ini adalah untuk menentukan konsentrasi atau kadar kolesterol dalam tubuh yang merupakan salah
satu penyebab penyakit – penyakit arteri dengan mengukur absorbansinya pada
spektrofotometri pada panjang gelombang 546 nm serta mengdiagnosa penyakit – penyakit hepar dan ginjal.
E. Manfaat
praktikum
Agar
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pemeriksaan konsentrasi trigliserida dan HDL dalam
serum darah serta menginterpretasikan hasil percobaan dengan membandingkan
dengan literatur.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Teori
Umum
Lemak
didalam darah terdiri dari trigliserida, fosfolipid, asam lemak bebas dan
kolestrolkolestrol, trigliserida dan
fosfolipid disebut lipoprotein dan terbagi menjadi 5 bagian yaitukilomikron,
HDL (high density lipoprotein), VLDL
(very low density lipoprotein), IDL (intermediate density lipoprotein), LDL ( low density lipoprotein).Dari kelimanya
yang penting untuk diketahui yaitu HDL dan LDL ( Ruland,2006 ).
Trigliserida darah berasal dari proses
esterifikasi usus sebagai sumber oksigen, terutama sesudah makan. Namun
trigliserida juga disintesis oleh hepar sebagai sumber endogen. Dalam darah
trigliserida terikat dalam lipoprotein. Misel yang paling banyak mengandung
trigliserida alalah chilomikron dan VLDL yang mengangkut trigliserida hasil
reesterifikasi hepar. Pada hepar terjadi reesterifikasi asam lemak dan gliserol
yang berasal dari proses lipolisis di jaringan adipose. Trigliserida hepar juga
berasal dari asam lemak dari biosintesis asam lemak yang berasal dari asetil KoA, melalui melonil pathway. Fungsi utama dri trigliserida tubuh yang paling
penting adalah sebagai sumber energy cadangan jika glukosa dan glikogen sudah
berkurang, seperti pada wkatu puasa. Sesudah makan, kadar trigliserida dalam
darah meningkat dan terikat dengan misel protein yang disebut dengan
chilomikron yang menyebabkan serum berwarna keruh ( Ganiswara,1995 ).
HDL (high
density lipoprotein) adalah lipoprotein yang mengandung Apo A, yang memiliki
efek arteronergik, sehingga disebut lemak baik karena fungsinya membersihkan
kolestrol pada dinding pembuluh darah endotel dan membawanya kepembuluh darah
perifer.kembali kehati lalu diurai dan dibuang kedalam kantung empedu sebagai
asam empedu. Dengan demikian penimbunan
kolestrol diperifer menjadi berkurang
( Ruland,2006 ).
Ada beberapa resiko
kelainan yang timbul akibat tidak normalnya kadar trigliserida dalam tubuh
manusia seperti(
Ganiswara.1995) :
Hiperlipidemia
menurut Frederickson
1. Hiperlipidemia
tipe I. terdapat hipertrigliserida karena defesiensi enzim lipoprotein
lipasenya bersifat herediter sehingga pembersihan lemak darah sangat lamban dan
warna serum keruh seperti krim. Cirri khas penderita ini mengalami obesitas dan
nyeri epigastrium.
2. Hiperlipidemia
tipe IIa. Serum jernih dengan LDL yang menikat cenderung familier dengan
riwayat jantung koroner pada usia muda.
3. Hiperlipidemia
tipe IIb. LDL dan VLDL pre-beta meningkat dalam darah.
4. Hiperlipidemia
tipe III. Hanya VLDL beta yang meningkat.
5. Hiperlipidemia
tipe IV. VLDL pre beta meningkat.
6. Hiperlipidemia
tipe V. chilomikron dengan VLDL pre-beta
meningat.
Hiperlipidemia
sekunder
1. Hipotiroidisme
2. Diabetes
militus
3. Alkolisme
dan perlemakan hati
4. Steroid
kontraseptif
5. Ikterus obstruksi
6. Stress.
Trigliserida didalam yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu Lemak
jenuh, Lemak tidak tunggal dan Lemak jenuh ganda. Kadar triglisarid yang tinggi
merupakan faktor resiko untuk terjadinya PJK (Noer Sjaifoellah.1996):
Kadar Trigliserida
|
|||
Normal
|
Agak tinggi
|
Tinggi
|
Sangat Sedang
|
< 150 mg/dl
|
150 – 250 mg/dl
|
250-500 mg/dl
|
>500 mg/dl
|
Berikut beberapa tips untuk
meningkatkan kadar HDL pada tubuh kita (
http://www.Sehat Indonesia.com ):
1. Selalu mengkonsumsi
makanan kaya serat
2. Memilih susu rendah
lemak
3. Meningkatkan aktivitas fisik /berolahraga
secara teratur
4. Memilih lemak yang baik
5. Mempertahankan berat
badan ideal dan mengurangi berat tubuh
bagi yang kegemukan
6.
Memilih ikan dari pada
daging
7.
Mengkonsumsi kolesterol tidak lebih dari 200 mg/hari.
8.
Berhenti merokok
9. Menambah
suplemen alami dari makanan, antara lain asam lemak omega 3 (didapat dari ikan), omega 6 (di
dapat dari kedelai, jagung), omega 9 (minyak zaitun satu sendok per hari, alpukat
dan kacang rebus).
10.Mengkonsumsi
fitosterol 2 mg/hari. Fitosterol bisa didapatkan dari kacang-kacangan dan biji-bijian. Agar lebih
optimal penyerapannya, bahan pembawa fitosterol harus susu.
B.Uraian Bahan
1. air suling
(FI.III,1979 ;96)
Nama Resmi : Aqua Destillata
Sinonim :
air suling
RM/BM : H2O
/ 18,02
Pemerian : cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa
Penyimpanan :
dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan :
larutan blanko
2. Plasma Darah
- Komposisi :
- Air : 91,0 %
- Protein : 8,0 %
(Albumin, globulin, protrombrin, dqan fibrinogen)
- Mineral : 0,9%
(NaOH, Natrium Bikarbonat, garam dan kalsium, fosfor,
magnesium dan besi).
-
Bahan Organik : glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolesterol,
dan asam
amino.
-
Kegunaan : Sebagai absorban sampel.
3. Reagen
RGT
-
Komposisi :
Pipes buffer (pH 7,5) 50 mmol/L
4-klorofenol 5 mmol/L
4-amooantypirine 0,25 mmol/L
Ion magnesium 4,5 mmol/L
ATP 2 mmol
Lipase > 1,3 U/ml
Peroksidase > 0,5 U/ml
Gliserol kinase > 0,4 U/ml
Gliserol-3-fosfat oksidase > 1,5 U/ml
STD 3 ml standar
Trigleserida 200 mg/dl atau 2,28 mmol/L
Pipes buffer (pH 7,5) 50 mmol/L
4-klorofenol 5 mmol/L
4-amooantypirine 0,25 mmol/L
Ion magnesium 4,5 mmol/L
ATP 2 mmol
Lipase > 1,3 U/ml
Peroksidase > 0,5 U/ml
Gliserol kinase > 0,4 U/ml
Gliserol-3-fosfat oksidase > 1,5 U/ml
STD 3 ml standar
Trigleserida 200 mg/dl atau 2,28 mmol/L
-
Kegunaan : Sebagai reagen pada pemeriksaan
trigleserida.
4. Reagen
Kolesterol
-
Komposisi :
Bufer pH 6,7 50 mmol/l
Fenol 5 mmol/l
4 aminoantipirin 0,3 mmol/l
Kolesterol esterase (CHE) > 200 U/L
Kolesterol oksidase (COD) > 50 U/L
Peroksidase (POD) > 3 kU/L
Bufer pH 6,7 50 mmol/l
Fenol 5 mmol/l
4 aminoantipirin 0,3 mmol/l
Kolesterol esterase (CHE) > 200 U/L
Kolesterol oksidase (COD) > 50 U/L
Peroksidase (POD) > 3 kU/L
-
Kegunaan : Sebagai reagen pada pemeriksaan
kolesterol.
C. Prosedur Kerja
I.
Pemeriksaan Trigliserida (
Penuntun kimia klinik, 2011 )
1.
Penyiapan
serum
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Dimasukkan
darah ke dalam tabung sentrifuge
c.
Disentrifuge selama ± 15 menit dengan
kecepatan 6000 rpm
d.
Diambil serum darah
e.
dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
2.
Pengukuran
absorban blanko
a.
Disiapkan alat dan bahan
b.
Dipipet 10 μL
aquadest ke dalam kuvet
c.
Ditambahkan 1000 μL reagen RGT
d.
Diinkubasi pada suhu 25oC selama 20 menit
e.
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm
3.
Pengukuran absorbansi standar
a.
Disiapkan alat dan bahan
b.
Dipipet 10 μL larutan
standar ke dalam kuvet
c.
Ditambahkan 1000 μL reagen RGT
d.
Diinkubasi pada suhu 25oC selama 20 menit
e.
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm
- Pengukuran absorbansi sampel
a.
Disiapkan alat dan bahan
b.
Dipipet 10 μL
aquadest ke dalam kuvet
c.
Ditambahkan 1000 μL reagen RGT
d.
Diinkubasi pada suhu 25oC selama 20 menit
e.
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm
II.
Pemeriksaan HDL (
Penuntun kimia klinik, 2011 )
- Penyiapan serum
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Dimasukkan
darah ke dalam tabung sentrifuge
c.
Disentrifuge selama ± 15 menit dengan kecepatan
6000 rpm
d.
Diambil serum darah
e.
dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
- Pengukuran absorban blanko
a.
Disiapkan alat dan bahan
b.
Dipipet 10 μL aquadest ke
dalam kuvet
c.
Ditambahkan 1000 μL reagen RGT
d.
Diinkubasi pada suhu 25oC selama 20 menit
e.
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm
- Pengukuran absorbansi standar
a.
Disiapkan alat dan bahan
b.
Dipipet 10 μL larutan standar
ke dalam kuvet
c.
Ditambahkan 1000 μL reagen RGT
d.
Diinkubasi pada suhu 25oC selama 20 menit
e.
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm
- Pengukuran absorbansi sampel
a.
Disiapkan alat dan bahan
b.
Dipipet 10 μL aquadest ke
dalam kuvet
c.
Ditambahkan 1000 μL reagen RGT
d.
Diinkubasi pada suhu 25oC selama 20 menit
e.
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.
Alat yang Dipakai
Alat yang dipakai yaitu kuvet, tabung sentrifuge,
sentrifuge, mikropipet dan mata mikropipet,
spektrofotometer
- Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan yaitu darah, reagen RGT , reagen kolesterol, aquadest dan tissue.
- Cara kerja
I.
Pemeriksaan trigliserida
a.
Penyiapan darah
Disiapkan alat dan bahan kemudian pasien didudukkan dalam keadaan rileks
kemudian pasang pembendung vena di lengan lalu tusuk vena menggunakan spoit
lalu ambil darah menggunakan spoit dengan menggunakan sarung tangan setelah itu
bersihkan bekas luka tusukan tadi dengan kapas dan alkohol. Kemudian darah yang
diambil tadi disimpan di tempat steril dan siap digunakan.
b.
Penyiapan
serum
Disiapkan alat dan bahan kemudian dimasukkan darah ke
dalam tabung sentrifuge dan disentrifuge selama ± 15 menit dengan kecepatan
5000 rpm kemudian diambil serum darah dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
c.
Pengukuran
absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan kemudian dipipet 10 μL
aquadest ke dalam kuvet dan ditambahkan
1000 μL reagen trigliserida lalu diinkubasi pada suhu 25oC
selama 20 menit Kemudian diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm
d.
Pengukuran absorbansi standar
Disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 10 μL larutan standar
ke dalam kuvet kemudian ditambahkan 1000 μL reagen trigliserida lalu diinkubasi
pada suhu 25oC selama 20 menit kemudian diukur absorban pada spektrofotometer
dengan panjang gelombang 546 nm.
e.
Pengukuran absorbansi sampel
Disiapkan alat dan bahan kemudian dipipet 10 μL
aquadest ke dalam kuvet kemudian ditambahkan 1000 μL reagen trigliserida lalu diinkubasi
pada suhu 25oC selama 20 menit diukur absorban pada spektrofotometer
dengan panjang gelombang 546 nm
II.
Pemeriksaan HDL
a.
Penyiapan
serum
Disiapkan alat dan bahan kemudian dimasukkan darah ke
dalam tabung sentrifuge dan disentrifuge selama ± 15 menit dengan
kecepatan 5000 rpm kemudian diambil serum darah dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
b.
Pengukuran
absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan kemudian dipipet 100 μL aquadest ke
dalam kuvet dan ditambahkan 1000 μL reagen kolesterol lalu diinkubasi pada suhu 25oC
selama 10 menit Kemudian diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm
c.
Pengukuran absorbansi standar
Disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 100 μL larutan standar
ke dalam kuvet kemudian ditambahkan 1000 μL reagen kolesterol lalu diinkubasi
pada suhu 25oC selama 10 menit kemudian diukur absorban pada spektrofotometer
dengan panjang gelombang 546 nm.
d.
Pengukuran absorbansi sampel
Disiapkan alat dan bahan kemudian dipipet 100 μL aquadest ke
dalam kuvet kemudian ditambahkan 1000 μL reagen kolesterol lalu diinkubasi
pada suhu 25oC selama 10 menit diukur absorban pada spektrofotometer
dengan panjang gelombang 546 nm
BAB IV
KAJIAN
HASIL PRAKTIKUM
A.Hasil Praktikum
Data
Pengamatan
klp
|
Spesimen
|
pengamatan
|
|||
Abs.standar
|
Abs.sampel
|
[ ] standar
|
[ ] sampel
|
||
I
|
Trigliserida
|
0,191
|
0,061
|
200 g/dL
|
63,87 mg/dL
|
Perhitungan
a. Kelompok I
Trigliserida = Abs. sampel
x [ ] standar
Abs. standar
= 0,061 x 200 mg/dL
0,191
= 63,87 mg/dL
B. Pembahasan
Trigliserida
terbentuk dari lemak dan gliserol. HDL (high density lipoprotein) adalah
lipoprotein yang mengandung Apo A, yang memiliki efek arteronergik, sehingga
disebut lemak baik karena fungsinya membersihkan kolestrol pada dinding
pembuluh darah endotel dan membawanya kepembuluh darah perifer.kembali kehati
lalu diurai dan dibuang kedalam kantung empedu sebagai asam empedu.
Kolesterol adalah suatu zat berwarna putih seperti lilin,
yang dapat ditemukan disetiap sel tubuh. Kolesterol digunakan untuk membantu
mencerna lemak, memperkuat membran sel dan pembuatan hormon. Kolesterol dibawa
dalam darah dalam bentuk bungkusan protein kesatuan kolesterol protein ini
disebut lipoprotein ada beberapa jenis lipoprotein, yaitu lipoprotein densitas
tinggi (HDL), lipoprotein densitas rendah (LDL) dan trigliserida (TG).
Kolesterol bisa didapat pada makanan hewani yang kita konsumsi seperti daging,
jeroan, hati, otak, putih telur, udang, kerang, mentega, dan susu. Jenis-jenis
makanan tersebut mengandung kolesterol tinggi.
Pada
percobaan kali ini dilakukan pemeriksaan trigliserida dan kolesterol dari serum
darah dengan menggunakan reagen sesuai dengan yang di ujikan.
Untuk
pemeriksaan trigliserida dan kolesterol pertama-tama harus di ambil serum darah
dengan cara darah disentrifuge selama kurang lebih 15 menit dalam kecepata 5000
rpm, setelah itu diambil serumnya. Selanjutnya pengukuran absorban
blanko,dibuat dengan cara memipet 10 µl
aquadest ke dalam kuvet lalu ditambahkan 1000 µl reagen sesuai yang diujikan,
untuk trigliserida menggunakan reagen RGT sedangkan untuk HDL menggunakan
reagen kolesterol, lalu di inkubasi pada suhu 25O C selama 20 menit,
kemudian untuk pengukuran absorban standar dan absorban sampel pengerjaannya
hampir sama semua dengan pengukuran absorban blanko tadi, yang membedakan
hanyalah konsentrasi dan jenis larutan uji (sampel) yang akan di ujikan serta
lama waktu inkubasi. Untuk pengukuran absorban standar, maka sampel yang
digunakan adalah larutan standar sebanyak 10 µl dengan waktu inkubasi selama 20
menit untuk pengujian trigliserida dan untuk pengujian kolesterol konsentrasinya sebanyak 100 µl di inkubasi
selama 10 menit, sedangkan untuk pengukuran sampel ,maka sampel yang digunakan
adalah serum darah, setelah semuanya diinkubasi dengan waktu sesuai dengan
pengujian, maka dimasukkan kuvet ke dalam spektrofotometer dan diukur
absorbannya pada panjang gelombang 546 nm.
Adapun pada
percobaan ini digunakan reagen RGT karena reagen RGT adalah reagen yang
spesisfik untuk pengukuran trigliserida pada serum sedangkan pada pengukuran
kolesterol digunakan reagen kolesterol karena reagen kolesterol juga merupakan
reagen yang spesifik untuk pengukuran kolesterol.
Pada
percobaan ini juga dilakukan inkubasi
pada suhu ruangan selama beberapa menit, hal ini berguna agar reagen dan sampel
dapat bercampur dengan baik ,sehingga pada saat pengukuran absorban hasilnyapun
sesuai dengan yang diharapkan.
Dari
hasil percobaan yang dilakukan maka didapatkan hasil pada kelompok I untuk
pengukuran trigliserida , absorban
standarnya sebesar 0,277 dan absorban sampel sebesar 0,051, dengan konsentrasi satndar yaitu 200 mg/dl,
sehingga didapatkan trigliserida sebesar 36,823 mg/dl, sedangkan untuk
pengukuran kolestrol, di dapatkan absorban standar sebesar 1,119, absorban
sampel 1,201, dengan konsentrasi standar 200 mg/dl, maka didapatkan
HDL/kolestrol sebesar 214,656 mg/dl.
Untuk
kelompok II, pada pengukuran trigliserida, di dapatkan absorban
standar sebesar 0,277, absorban sampel
sebesar 0,167, dengan konsentrasi standar 200 mg/dl, maka didapatkan
trigliserida sebesar 120,577 mg/dl, sementara itu untuk pengukuran kolestrol,
didapatkan absorban standar sebesar 1,119, absorban sampel 1,174, dengan
konsentrasi standar 200 mg/dl, maka didapatkan HDL/kolestrol sebesar 209,830
mg/dl.
Untuk
kelompok III, pada pengukuran trigliserida, di dapatkan absorban
standar sebesar 0,277, absorban sampel
sebesar 0,277, dengan konsentrasi standar 200 mg/dl, maka didapatkan
trigliserida sebesar 200 mg/dl, sementara itu untuk pengukuran kolestrol,
didapatkan absorban standar sebesar 1,119, absorban sampel 1,347, dengan
konsentrasi standar 200 mg/dl, maka didapatkan HDL/kolestrol sebesar 240,751
mg/dl.
Untuk
kelompok IV, pada pengukuran trigliserida, di dapatkan absorban
standar sebesar 0,277, absorban sampel
sebesar 0,025, dengan konsentrasi standar 200 mg/dl, maka didapatkan
trigliserida sebesar 18,050 mg/dl, sementara itu untuk pengukuran kolestrol,
didapatkan absorban standar sebesar 1,119, absorban sampel 1,060, dengan
konsentrasi standar 200 mg/dl, maka didapatkan HDL/kolestrol sebesar 189,455
mg/dl.
Setelah
melihat dan mengamati data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
probandus 1 dan 2 untuk nilai trigliserida mengalami peningkatan kadar maka
hipotesis sementara probandus bisa mngidap penyakit hiperlipoproteinemia,
hipertensi, hipoteroidisme, sindrom nefrotik, thrombosis serebral, sirosis
alkoholik, diabetes mellitus dan infark miokard akut. Maka dapat disarankan
untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya, adapun nilai kadar kolesterol untuk
probandus 1 mengalami peningkatan
kolesterol da beresiko tinggi karna nilai yang didapatkan lebih besar dari 240
mg/dL yaitu 253,84 mg/dL, dan untuk probandus 2 masih dikatakan normal karna
nilai rujukannya untuk normal kurang dari 200 mg/dL sedangkan nilai yang
didapatkan yaitu 164, 87 mg/dL
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum diperoleh nilai trigliserida 36,823 mg/dL dan
kolesterol 214,656 mg/dL untuk kelompok I, lalu pada kelompok II didapatkan
nilai trigliserida 120,577 mg/dL dan kolesterol 209,830 mg/dL , lalu pada
kelompok III didapatkan nilai
trigliserida 200 mg/dL dan kolesterol 240,751
mg/dL, hasil trigliserida dan kolesterol kelompok III ini melebihi range
normal yaitu 10 – 140 mg/dL hasil ini mengindikasikan penyakit hiperlipoproteinemia,
hipertensi, hipotiroidisme, sindrom nefrotik, trombosis serebral, sirosis
alkoholik, DM, IMA.
Kemudian pada kelompok IV diperoleh
nilai trigliserida 18,050 mg/dL dan kolesterol 189,455 mg/dL nilai ini masih
masuk dalam range normal.
Saran
Adapun saran yang dapat diajukan dalam
praktikum ini adalah agar praktikan lebih teliti dalam
melakukan praktikum dan senantiasa
disiplin serta lebih mempersiapkan sebelum praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Ditjen POM, 1979 “Farmakope Indonesia Edisi III”, Depertemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Ganiswarna,S, (1995), Farmakologi
dan terapi, FK-UI : Jakarta
Pakasi,Ruland, (2006), Bagian
Patologi Klinik Lemak Darah, FK-UNHAS : Makassar
Noer
Sjaifoellah,prof,Dr, (1996), Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, FK-UI:
Jakarta
http://www.google/sehat indonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar