Darah adalah cairan
yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia
hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus
atau bakteri.
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani
yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik
kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer
asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen,
oksigen,
nitrogen
dan kadang kala sulfur
serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein total mengandung albumin dan globulin.
Albumin (bahasa Latin:
albus,
white) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk ke segala jenis protein
monomer
yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami koagulasi
saat terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur,
disebut albuminoid.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian protein total
dan albumin dengan menggunakan sampel darah (serum darah) untuk mengidentifikasi penyakit pada probandus.
B. Maksud percobaan
Menganalisis
kandungan protein dan albumin dalam serum darah.
C. Tujuan
percobaan
Untuk mengetahui berapa banyak kandungan protein dan
albumin dalam serum darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Kata protein berasal dari
kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan
komponen penting atau komponen utama sel hewan dan manusia. Oleh karena sel itu
merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan
berfungssi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh ( poedjiadi,
2007).
Protein mempunyai molekul
besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Dengan cara
hidrolisis oleh asam atau oleh enzim. Protein akan menghasilkan asam-asam
amino. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein. Asam-asam
amino ini terikat satu dengan yang lain oleh ikatan peptide. Protein mudah
dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH dan pelarut organic (Poedjiadi, 2007).
Protein total mengandung albumin dan globulin.
Albumin (bahasa Latin:
albus,
white) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk ke segala jenis protein
monomer
yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami koagulasi
saat terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur,
disebut albuminoid. (www.wikipedia.org/protein)
Pada
umumnya protein total terdiri dari albumin dan globulin. Penggunaan pemeriksaan
protein total serum dibatasi kecuali dilakukan pemeriksaan elektroforesis
protein (Joyce, 1997).
Elektroforesis
protein serum merupakan suatu proses yang memisahkan berbagai pecahan protein
menjadi albumin dan alfa-1, alfa-2, beta dan gamma globulin. Albumin berpenting
dalam mempertahankan tekanan osmotic koloid serum. Gamma globulin adalah
antibody tubuh yang memberikan imunitas (Joyce, 1997).
Serum
protein merupakan salah satu dari tiga jenis protein di dalam tubuh yang
terbentuk dari asam amino berupa larutan koloidal di dalam plasma darah.. Serum
protein tidak mengandung fibrin (bukan merupakan fibrous protein) sehingga
dapat terlarut. Total serum protein dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl atau
sekitar 7% (Sloane, 2002)
Serum
protein diukur besar dibagi menjadi dua kelompok, albumin dan globulin. Ada
empat jenis utama globulin, masing-masing dengan sifatdan tindakan khusus.
Sebuah panel darah khas akan menyediakan empat pengukuran yang berbeda - total
protein, albumin, globulin, dan rasio albumin globulin (www.jeremyblogspot.com).
Fungsi
albumin yaitu (http://id.wikipedia.org/wiki/Albumin)
- Memelihara tekanan onkotik
- Mengusung hormon tiroid
- Mengusung hormon lain, khususnya yang dapat larut dalam lemak
- Mengusung asam lemak menuju hati
- Mengusung obat-obatan dan memperpendek waktu paruh obat tersebut
- Mengusung bilirubin
- Mengikat ion Ca2+
q
fasa-akut negatif. Konsentrasi albumin akan menurun sebagai
pertanda fasa akut respon kekebalan tubuh setelah terjadi infeksi, namun bukan berarti bahwa tubuh
sedang dalam keadaan kekurangan nutrisi.
Protein total mungkin akan menurun karena (www.pratiwi’s pongrekunblog.com) :
Albumin, hanya diproduksi di hati, adalah protein plasma besar yang beredar
dalam aliran darah. Albumin sangat penting untuk menjaga tekanan osmotic dalam
sistem vaskular. Penurunan tekanan oncotic karena tingkat albumin yang rendah
memungkinkan cairan bocor keluar dari ruang interstisial ke dalam rongga
peritoneal, memproduksi ascites. Albumin juga sangat penting dalam pengangkutan
berbagai zat seperti narkoba, lipid, hormon, dan racun yang terikat albumin
dalam aliran darah. Setelah obat atau zat lain mencapai hati, itu terlepas dari
albumin dan dibuat kurang beracun oleh konversi ke bentuk yang larut air yang
dapat dikeluarkan (www.portalkalbe.com).
Darah
adalah cairan
yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia
hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus
atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani
haima yang berarti darah.
Darah
terdiri dari dua komponen:
1.
|
Korpuskuler
adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darah 4 Eritrosit, Lekosit, Trombosit.
|
2.
|
Plasma
Darah adalah cairan darah.
|
Fungsi Darah
1. Transportasi (sari makanan, oksigen,
karbondioksida, sampah dan air)
2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
4. Homeostasis (mengatur keseimbangan
zat, pH regulator)
Eritrosit
(Sel Darah Merah)
Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria
dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah.
Berbentuk Bikonkaf, warna merah
disebabkan oleh Hemoglobin (Hb) fungsinya
adalah untuk mengikat Oksigen. Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan patokan dalain
menentukan penyakit Anemia.
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua
dihancurkan di Limpa 4. Hemoglobin
dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin
(pigmen empedu).
Leukosit
(Sel Darah Putih)
Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 - 9000 sel/cc
darah. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit
penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Maka jumlah sel tersebut
bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.
Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya
infeksi
misalnya radang paru-paru.
Lekopeni
|
|
Berkurangnya
jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.
|
Lekositosis
|
|
Bertambahnya
jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
|
Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai
benda asing/kuman jauh di luar pembuluh darah. Kemampuan lekosit untuk menembus
dinding pembuluh darah (kapiler) untuk mencapai daerah tertentu disebut Diapedesis.
Jenis
Lekosit
Granulosit
|
|
Lekosit
yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula).
Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil. |
Agranulosit
|
|
Lekosit
yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah limfosit dan monosit.
|
Eosinofil
|
|
mengandung
granola berwama merah (Warna Eosin) disebut
juga Asidofil. Berfungsi pada
reaksi alergi (terutama infeksi cacing).
|
Basofil
|
|
mengandung
granula berwarna biru (Warna Basa). Berfungsi
pada reaksi alergi.
|
Netrofil
|
|
(ada
dua jenis sel yaitu Netrofil Batang
dan Netrofil Segmen). Disebut juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi
sebagai fagosit.
|
Limfosit
|
|
(ada
dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk
menyelenggarakan imunitas (kekebalan) tubuh.
sel T4 imunitas seluler sel B4 imunitas humoral |
Monosit
|
|
merupakan
lekosit dengan ukuran paling besar
|
Trombosit
(KEPING DARAH)
Disebut pula sel darah pembeku. Jumlah sel pada orang dewasa
sekitar 200.000 - 500.000 sel/cc. Di dalam trombosit terdapat banyak sekali
faktor pembeku (Hemostasis) antara lain adalah Faktor VIII (Anti Haemophilic
Factor) Jika seseorang secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor
tersebut, maka orang tersebut menderita Hemofili.
Plasma Darah Terdiri dari air dan protein
darah Albumin, Globulin dan Fibrinogen.
Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut Serum Darah. Protein
dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda asing
(Antigen).
B.
Uraian Sampel
1.
Darah
Komposisi :
Air : 91,0 %
Protein : 8,0 % ( Albumin,
globulin, protrombin, dan
fibrinogen)
Mineral
: 0,9 % (NaOH, Natrium bikarbonat, garam dari
kalsium, fosfor,
magnesium dan besi)
Bahan organik : glukose, lemak, urea, asam urat,
kreatinin,
kholestrol dan
asam amino.
Kegunaan :
Sebagai absorban sampel.
E.
Uraian Bahan
1. Aquades (Ditjen POM 1995)
Nama resmi : AQUADESSTILATA
Nama lain : Air
suling
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : larutan jernih, tidak berwarna dan tidak
mempunyai rasa
dan bau
Kegunaan : sebagai larutan blanko
2. Reagen Albumin
Komposisi produk :
Buffer
sitrat 30 mmol/L
Bromkresol
hijau 0,26 mmol/L
Standar 50 g/L
Kegunaan :
Sebagai reagen pada pengukuran absorban
blanko standar,
dan sampel pada pemeriksaan albumin.
C. Prosedur kerja (Anonim 2011)
1. Pemeriksaan protein total.
a. Penyiapan
serum
Siapkan alat dan bahan, masukkan
darah ke dalam tabung sentrifuge, sentrifuge selama 15 menit pada kecepatan 5000 rpm, ambil serum darah dan
masukkan ke dalam tabung reaksi. ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
b. Pengukuran
absorben blanko
Siapkan alat dan bahan. Pipet 10µl aquades. Masukkan reagen TPR
sebanyak 1000µl. Inkubasi selama 20
menit pada suhu 250C. ukur
absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
c. Pengukuran
absorben standar
Siapkan alat dan bahan. Pipet 10µl
larutan standar. Masukkan reagen TPR sebanyak 1000µl. inkubasi selama 20 menit
pada suhu 250C. ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
d. Pengukuran
absorben sampel
Siapkan alat dan bahan. Pipet 10µl
darah. Masukkan reagen TPR sebanyak 1000µl. inkubasi selama 20 menit pada suhu
250C. ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
2. Pemeriksaan Albumin
a. Penyiapan
serum
Siapkan alat dan bahan, masukkan
darah ke dalam tabung sentrifuge, sentrifuge selama 15 menit pada kecepatan 6000
rpm, ambil serum darah dan masukkan ke dalam tabung reaksi. ukur absorbennya
pada panjang gelombang 546nm.
b. Pengukuran
absorben blanko
Siapkan alat dan bahan. Pipet 10µl
aquades. Masukkan reagen albumin sebanyak 1000µl. inkubasi selama 20 menit pada suhu 250C.
ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
c. Pengukuran
absorben standar
Siapkan alat dan bahan. Pipet 10µl
larutan standar. Masukkan reagen Albumin sebanyak 1000µl. inkubasi selama 20 menit pada suhu 250C.
ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
d. Pengukuran
absorben sampel
Siapkan alat dan bahan. Pipet 10µl darah. Masukkan reagen Albumin
sebanyak 1000µl. inkubasi selama 20
menit pada suhu 250C. ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A. Alat
yang digunakan
Adapun alat yang digunakan pada
percobaan ini yaitu Kuvet, Mata mikropipet, Mikropipet, Pipet tetes,
Sentrifuge, Spektrofotometer, Tabung reaksi, Tabung sentrifuge.
B.
Bahan yang digunakan
Adapun
bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Aquades, Darah, Reagen TPR dan Reagen
Albumin.
C.
Cara kerja
1. Pemeriksaan
protein total.
a. Penyiapan
serum
Disiapkan alat dan bahan, dimasukkan
darah ke dalam tabung sentrifuge, disentrifuge selama 15 menit pada kecepatan
6000 rpm, diambil serum darah dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
b. Pengukuran
absorben blanko
Disiapkan alat dan bahan. dipipet 10µl aquades. dimasukkan reagen TPR
sebanyak 1000µl. diinkubasi selama 20 menit pada suhu 250C. diukur
absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
c. Pengukuran
absorben standar
Disiapkan alat dan bahan. dipipet
10µl larutan standar. dimasukkan reagen TPR sebanyak 1000µl.diinkubasi selama
20 menit pada suhu 250C. diukur absorbennya pada panjang gelombang
546nm
d. Pengukuran
absorben sampel
Disiapkan alat dan bahan. dipipet
10µl darah. dimasukkan reagen TPR sebanyak 1000µl. diinkubasi selama 20 menit
pada suhu 250C.di ukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
2.
Pemeriksaan Albumin
a. Penyiapan
serum
Disiapkan alat dan bahan, dimasukkan
darah ke dalam tabung sentrifuge, disentrifuge selama 15 menit pada kecepatan
6000 rpm, diambil serum darah dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
b. Pengukuran
absorben blanko
Disiapkan alat dan bahan. dipipet
10µl aquades. dimasukkan reagen albumin sebanyak 1000µl. diinkubasi selama 10
menit pada suhu 250C. diukur absorbennya pada panjang gelombang
546nm.
c. Pengukuran
absorben standar
Disiapkan alat dan bahan. dipipet
10µl larutan standar. dimasukkan reagen Albumin sebanyak 1000µl. diinkubasi
selama 10 menit pada suhu 250C. diukur absorbennya pada panjang gelombang
546nm.
d. Pengukuran
absorben sampel
Disiapkan alat dan bahan. Pipet 10µl
darah. dimasukkan reagen Albumin sebanyak 1000µl. diinkubasi selama 10 menit
pada suhu 250C. diukur absorbennya pada panjang gelombang 546nm.
BAB
IV
KAJIAN
HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum
1.
Tabel
Hasil Pengamatan
Spesimen
|
PENGAMATAN
|
|||
|
Abs Standar
|
A sampel
|
Konsentrasi
standar
|
Konsentrasi
sampel
|
Protein total
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Albumin
|
0,181
|
0,133
|
5 gr/dl
|
3,67 gr/dl
|
2.
Perhitungan
Rumus perhitungan
protein total :
Protein
total = x Konsentrasi standar (g/dL)
Rumus perhitungan albumin :
Albumin = x Konsentrasi standar (g/dL)
Albumin
Absorban sampel
= 0,181
Absorban standar = 0,133
Konsentrasi standar protein total = 5 g/dl
Ditanya : Berapa konsentrasi protein total dan
albumin dalam serum ?
Jawab :
Albumin = x 5 g/dl
= 3,67 g/dl
B. Pembahasan
Pada praktikum ke dua
ini, dilakukan pemeriksaan kadar protein total dan albumin yang terdapat di
dalam Serum. Protein total terdiri atas albumin dan globulin. Dimana albumin
memuliki fungsi untuk mempertahankan osmosis dari cairan vaskuler sedangkan
globulin berfungsi untuk memberikan imunisatas tubuh.
Adapun prinsip dari
uji protein total yaitu adanya protein bersama
dengan ion tembaga dalam pereaksi TPR akan membentuk kompleks warna ungu
biru dalam larutan basa.
Sedangkan prinsip
pengujian albumin yaitu adanya albumin bersama dengan bromkresol hijau dalam
suasana asam akan merubah warna dari kuning-hijau ke biru-hijau.
Sampel darah yang
diambil dari probandus, dimasukkan dalam tabung sentrifuge lalu disentrifuge
dengan kecepatan 5000
rpm. Setelah itu diambil, supernatan. Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk
pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan
plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh
fibrinogen dalam plasma.
Pada penetapan kadar
protein total dan albumin ini, digunakan metode instrumental menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Adapun keuntungan dari analisis menggunakan metode
instrumental yaitu prosesnya lebih mudah, lebih cepat dibandingkan metode
konvensional serta dapat digunakan untuk menganalisis kadar suatu sampel dengan
jumlah yang sangat sedikit.
Adapun metode
pengukuran spektrofotometer yaitu berdasarkan absorbsi cahaya pada panjang
gelombang tertentu melalui suatu larutan yang mengandung zat yang akat
ditentukan konsentrasinya. Jika panjang gelombang yang digunakan adalah cahaya
tampak, maka disebut “kolorimetri”. Prinsip penentuan kadar dari metode
ini yaitu jumlah cahaya yang
diabsorbsi larutan sebanding dengan konsentrasi zat dalam larutan, sesuai
dengan Hukum Lambert-Beer.
Untuk pengujian
albumin, dibuat larutan sampel dengan
cara dipipet 10 µL serum, dimasukkan ke dalam kuvet lalu ditambahkan 1000 µL reangen albumin.
Sedangkan larutan standar dibuat dengan memipet 10 µL standar ke dalam kuvet,
lalu ditambahkan 1000 µL reangen albumin. Masing-masing larutan diukur
absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer pada panjang gelombang 546
nm.
Digunakan reagen
albumin untuk memberikan warna biru hijau pada sampel karena proses penentuan
absorbanya menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 546 nm yang termasuk dalam panjang gelombang sinar
tampak. Dimana, penentuan absorban menggunakan spektrofotometri visibel
berdasarkan pada warna atau kolorimetri.
Dari hasil pengukuran
absorban diperoleh nilai absorban sampel sebesar
0,181 dan asorban standar sebesar
0,133. Dari
data absorbansi tersebut, kemudian dihitung kadar albuminnya dan
diperoleh kadar albumin pada sampel yaitu sebesar 3,67.
Pengujian
protein total tidak dikerjakan karena keterbatasan reagen dilaboratorium.
Faktor yang dapat mempengaruhi
temuan laboratorium diantaranya:
a. Diet tinggi
lemak sebelum dilakukan pemeriksaan.
b. Sampel darah
hemolisis.
c. Cara
penerjaan yang kurang teliti.
Jane Coad, 2006. Anatomi
Dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kidhri Muh, 2004.
Biomedik 1. Makassar : Universitas Muslim Indonesia.
Sloane Ethel, 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC Penerbit Buku
Kedokteran.
Uliyah Musrifatul, 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Jakarta : Salemba Medika.
LAMPIRAN
SKEMA KERA
1.
Pemeriksaan
Protein Total
a. Penyiapan serum
Disiapkan
alat dan bahan
Dimasukkan darah ke dalam
tabung sentrifuge
Disentrifuge selama ±15 menit
pada kecepatan 6000 rpm.
Diambil serum darah
Dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
b.
Pengukuran
absorban blanko
Disiapkan
alat dan bahan
Dipipet 10 µL aquadest ke
dalam kuvet
Ditambahkan 1000 µL reagen
TPR
Diinkubasi pada suhu 250 C selama 20 menit
Diukur
absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
c.
Pengukuran
absorban standar
Disiapkan
alat dan bahan
Dipipet
10 µL larutan standar ke dalam kuvet
Ditambahkan
1000 µL reagen TPR
Diinkubasi pada suhu 250 C
selama 20 menit
Diukur absorban pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
d.
Pengukuran
absorban sampel
Disiapkan
alat dan bahan
Dipipet 10 µL serum ke dalam
kuvet
Ditambahkan 1000 µL reagen
TPR
Diinkubasi
pada suhu 250 C
selama 20 menit
Diukur absorban pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
2.
Pemeriksaan
Albumin
a.
Penyiapan
serum
Disiapkan
alat dan bahan
Dimasukkan darah ke dalam
tabung sentrifuge
Disentrifuge selama ±15 menit
pada kecepatan 6000 rpm.
Diambil serum darah
Dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
b. Pengukuran absorban blanko
Disiapkan
alat dan bahan
Dipipet 10 µL aquadest ke
dalam kuvet
Ditambahkan 1000 µL reagen Albumin
Diinkubasi pada suhu 250 C selama 20 menit
Diukur
absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
2.
Pengukuran
absorban standar
Disiapkan
alat dan bahan
Dipipet
10 µL larutan standar ke dalam kuvet
Ditambahkan
1000 µL reagen Albumin
Diinkubasi pada suhu 250 C
selama 20 menit
Diukur absorban pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
3.
Pengukuran
absorban sampel
Disiapkan
alat dan bahan
Dipipet 10 µL serum ke dalam
kuvet
Ditambahkan 1000 µL reagen Albumin
Diinkubasi
pada suhu 250 C
selama 20 menit
Diukur absorban pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
GAMBAR SPEKTROFOTOMETRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar